Rizki Itu Cari Berkahnya, Bukan Banyaknya..!!
Alkisah, ada seorang pemuda yang sedang duduk di sebuah terminal angkutan umum, kelihatannya sedang menunggu angkot. Tetiba datang dan duduk disampingnya seorang Bapak yang kebetulan sedang menunggu bis ke luar kota. Kemudian terjadilah dialog antara keduanya.
"Mas, mau kemana?" Tanya si Bapak memulai pembicaraan. "Mau pulang ke rumah Pak". Jawab si pemuda itu. "Emang rumah jauh dari sini?". Tanya si Bapak lagi. "Kira-kira 2 jam baru sampai di rumah". Jawab pemuda itu. "Kerja di mana"? Tanya Bapak lagi. "Kerja di pabrik tekstil". "Oh!". Jawab Bapak itu pendek. Kemudian pemuda itu menyela, "Pak, boleh tanya tidak?". "Boleh, kalau bisa saya jawab kalau tidak PR". Jawab si Bapak. "Begini Pak, saya sudah bekerja 10 tahun, tapi kayaknya riski saya tidak cukup, dan ada saja musibah yang selalu saya alami, jangankan beli sepeda motor untuk kerja, makan saja susah?". "Mas pernah sedekah tidak, ketika diabsen Tuhan hadir tidak?". Mendengar pertanyaan tak terduga, pemuda itu diam seribu bahasa, mukanya agak merah dan menjawab. "Sedekah tidak pernah, diabsen Tuhan, apa maksudnya Pak?" "Diabsen Tuhan maksudnya shalat 5 waktu di masjid dengan berjamaah bagi laki-laki". Muka pemuda itu tambah memerah dan membisu.
Kemudian Bapak tadi berguman, "Bagaimana Allah mau menjadikan riski kita berkah wong tidak pernah disyukuri, sedangkan sedekah adalah bagian dari syukur kepanda-Nya. Begitu juga Allah mau nambah berkah dalam riski yang kita dapat, sementara setiap kita diabsen lima waktu alpa terus?. Jadi, sedekah sebagai bagian dari syukur harus kita lakukan, begitu juga dengan kehadiran kita ketika diabsen". "Terima kasih Pak telah memberikan pencerahan kepada saya". Jawab pemuda itu dengan wajah yang mulai berbinar.
Dialog diatas memberikan pelajaran bahwa semua riski itu berkah yang dicari bukan banyaknya. Tentu kita semua berharap banyak riski juga berkah. Mengapa berkahnya yang dicari? Karena kalau sudah dapat berkah riski yang sedikit menurut kita akan cukup untuk memenuhi berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat.
Mungkin kita masih ingat ceramah KH. Zainuddin MZ (Allahu yarham), tentang seorang anak kecil tukang sol sepatu yang penghasilannya setiap hari 10rb, kemudian ia bertemu dengan seorang Ustadz yang menyuruhnya untuk shalat jamaah tepat waktu lima kali sehari dan semalam. Keesokan harinya si anak itu bertemu kembali dengan Ustadz itu dan komplain karena penghasilannya setelah rajin shalat 5 waktu dengan berjamaah malah nurun menjadi 5rb sehari. Singkat cerita, Ustadz tadi bertanya kepada si anak kecil itu, "Ketika engkau mendapat 10rb kemana uang itu? "Tidak ada". Jawab anak itu. " Kemana uang 5rb ketika engkau rajin shalat berjamaah 5 waktu?". Tanya si Ustadz lagi. "Alhamdulillah, saya kasih ibu untuk ditabung". "Itulah namanya berkah nak. Secara jumlah memang berkurang, tapi bertambah dalam konteks kebaikannya".
Benang merah yang bisa dipetik dari ceramah di atas adalah bahwa mungkin riski yang kita peroleh sedikit, tapi kalau berkah maka akan mendatangkan kebaikan yang sangat banyak dan bahkan melimpah. Semoga kita selalu diberikan Allah riski yang halal, banyak dan berkah. Amiin ya Rabb.
Posting Komentar untuk "Rizki Itu Cari Berkahnya, Bukan Banyaknya..!!"