Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KISAH NYATA : Peluk Ayah NAK - Part 6

KISAH NYATA : Peluk Ayah NAK - Part 6
www.catatanzuhri.com

Sehabis olah raga sore, Abdul Manaf melihat jam di tangannya yang tepat menunjukkan pukul 17.20. Ia kemudian bergegas pulang mempersiapkan diri untuk melakukan Shalat Maghrib berjamaah di masjid.
"Magi ayo pulang Nak, kita siap-siap untuk shalat maghrib berjamaah di masjid". Pinta Manaf. Namun Magi masih terlihat khusyuk bermain dengan kawan-kawan sebayanya.
"Magi, ayo pulang Nak!". Pinta Manaf lagi dengan mendatangi tempat bermain Magi.
"Ia, Ayah". Dengan berat Magi mendekati Manaf dan pulang.

"Magi, Ayah mandikan ya?". Ujar Manaf.
"Magi mandi sendiri, Yah, kan sudah besar?. Jawab Magi.
"Masya Allah, anak sholeh. Jangan lupa pakai sabun dan sikat gigi ya Nak?". Pinta Manaf lagi.
"Ia". Jawab Magi singkat.
Sambil menunggu Magi selesai mandi Manaf mencuci piring yang bertumpukan di tempat pencucian piring. Tak lama Manaf menyiram piring-piring itu dan meletakkannya di rak piring, Magi memanggil.
"Yah, Magi sudah mandi. Pakaikan baju".
"Pakai baju sendiri ya Nak, bajunya di lemari kamar Ayah paling bawah". Pinta Manaf.
"Ia, Yah". Pinter. Puji Manaf.
"Jangan lupa pakai songkok ya Nak, karena sebentar lagi kita akan ke masjid untuk shalat Maghrib berjamaah". Ujar Manaf.

Di sela-sela Magi mempersiapkan diri untuk pergi ke Masjid, Manaf bergegas ke kamar mandi, setelah mandi kemudian juga mempersiapkan diri untuk segera menuju ke Masjid dan menunaikan ibadah shalat Maghrib berjamaah.
"Magi, ayo berangkat". Pinta Manaf.
"Baik, Yah". Jawab Magi.
Abdul Manaf dan Magi berangkat ke Masjid dengan menaiki Honda PCX yang kurang lebih memerlukan 10 menit untuk sampai di sana. Dalam perjalanan menuju masjid, adzan Maghrib bersaut-sautan dari segala arah. Sesampainya di sana, Manaf melaksanakan shalat tahiyyatul masjid dan setelah itu melakukan shalat maghrib dengan berjamaah dilanjutkan dengan dzikir dan doa. Setelah itu keduanya pulang kerumah.

Seperti biasa, setiap habis Shalat lima waktu, Manaf selalu membiasakan diri untuk membaca Alquran walau satu kaca. Setelah mengaji ia membuka laptop untuk melanjutkan beberapa tugas kantor yang belum selesai. Tetiba Manaf dikagetkan oleh Magi yang memanggilnya dari ruang tengah, di mana biasa ia mengaji.
"Ayah, Ayah, sekarang kan malam Jumat, mengapa kita tidak mengaji Yasin untuk Ibu?".
Magi mengingatkan Ayahnya.
"Masya Allah anak shaleh, terima kasih ya Nak telah mengingatkan, Ayah lupa bahwa sekarang malam Jum'at. Sini
peluk
Ayah!".
Pinta Manaf sambil menyambut tubuh mungil dan kurus yang meluncur ke dalam pelukannya.
"Ayah sayang Magi, Allahummah Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad, jadi anak shaleh ya Nak". Itulah tiga kalimat yang selalu dibisikkan Manaf ke kuping Magi sambil mencium pipi kanan, kiri dan dahinya.

"Magi, tolong panggil Mbak Nayla dan Mbak Zulfa untuk ngaji yasin ke Ibu". Pinta Manaf kepada Magi..
"Ia, Yah". Magi bergegas ke kamar Nayla dan Zulfa dengan segera.
Setelah berkumpul di ruang tengah, pembacaan Surah Yasin dimulai dengan terlebih dahulu mengirim surah Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW. keluarga dan sahabatnya, kepada kedua orang tua Abdul Manaf, para guru-guru dan kemudian ditutup dengan mengirim surah Al-Fatihah secara khusus kepada Ibu Magi, Nalya dan Zulfa. Baru setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Surah Yasin dan doa.
Di tengah pembacaan Yasin, tetiba Magi nyelettuk, "Ayah, kok lama nian ngajinya?". "Sabar ya Nak. Kita kan mendoakan Ibu. Sebentar lagi selesai". Jawab Manaf.
"Magi main mobilan-mobilan ya Yah?". Pinta Magi.
"Ia, mainlah". Jawab Manaf sambil ngaji.
Dengan mengambil mobil-mobilan di lemari, Magi bermain sendiri di tengah-tengah Manaf dan kedua putrinya yang sedang mengaji Yasin.

Posting Komentar untuk "KISAH NYATA : Peluk Ayah NAK - Part 6"