Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peluk Ayah Nak...!! Part 3

Peluk ayah nak part 3

Subuh itu langit terlihat begitu cerah dan bening, tak ada awan sedikitpun. Lembayung di ufuk timur perlahan namun pasti mulai menghilang sedikit demi sedikit. Abdul Manaf dan Magi baru saja turun dari masjid sehabis menunaikan shalat Subuh. Setelah itu langsung pulang ke rumah dilanjutkan dengan mengaji Alquran sebagaimana biasa dan mengajar Magi Iqra'.

"Yah, jalan-jalan yuk, kan Magi libur!".
Ujar Magi mengejutkan Abdul Manaf.
"Insya Allah Nak, Ayah kan juga libur dak kerja".
Jawab Abdul Manaf dengan cekatan.
"Hore".
jawab Magi dengan gembira mendengar jawaban ayahnya.
"Tapi tunggu dulu, ini masih terlalu pagi. Ayah masih mau masak, mencuci pakaian dan menyapu rumah".
Jawab Abdul Manaf lagi.
"Sekarang Magi mandi dulu ya".
Pinta Abdul Manaf kepada Magi.

Pandangan Abdul Manaf tertuju pada tubuh mungil yang dengan sigap menuju kamar mandi. Sambil memandangi tubuh mungil itu yang tak lain adalah Magi, pikiran Abdul Manaf terbang jauh laksana elang terbayang dalam pelupuk mata bagaimana 3 tahun yang lalu Magi sudah mandi dan makan sendiri dengan piring plastik di depannya. Ia ambil nasi yang ada di piring dengan tangan mungilnya dan kemudian nasi itu menghambur di sekujur tubuh Magi yang kecil nan mungil dan hanya sebagian kecil yang masuk ke mulutnya.

Karena memang selagi Ibu Magi masib hidup, Magi sudah dilatih sejak kecil untuk biasa mandiri. Dilatih untuk makan sendiri, mandi sendiri, memakai pakaian sendiri dan lain sebagainya. Meskipun sepekan setelah Ibunya meninggal, Magi tak mau lagi makan sendiri mandi sendiri, dan memasang baju sendiri, semuanya mau dilayani. Mungkin karena kaget ditinggal begitu cepat Ibu tersayang di mana ia masih sangat memerlukan kasih sayang seorang ibu.

Tanpa terasa mata Abdul Manaf memerah dan sedikit demi sedikit butiran air mata menetes dengan pelan. Tanpa ia sadari di depannya Magi sudah selesai mandi dan memperhatikan Ayahnya yang sedang bersedih.
"Lanang tak boleh cengeng". Ujar Magi.
Sungguh kaget Abdul Manaf mendengar ungkapan tesebut.
"Masya Allah, pinter nian anak ayah, sini Nak peluk Ayah". Puji Abdul Manaf sambil meminta untuk memeluk dirinya.
"Magi sayang Ayah".
Ucapan lembut ke kuping Abdul Manaf yang selalu diucapkan Magi mana kala memeluknya.
"Siapa yang ngajari kata-kata itu Nak?".
Ujar Abdul Manaf sambil merayu.
"Kawan-kawan". Ujar Magi singkat.
"Sekarang pasang baju ya Nak!".
Suruh Abdul Manaf kepada Magi.

Tubuh kecil mungil itu berlari menuju ruang tengah sambil meletakkan handuk yang dipakai untuk mengerinngkan badannya sehabis mandi di kursi dekat mesin cuci.
"Yah, Magi sudah pasang baju". Ujar Magi.
"Pinter nian anak Ayah". Abdul Manaf memberikan pujian.
"Minta duit!". Ujar Magi mengagetkan.
"Lho, katanya mau jalan-jalan, kok masih minta duit?". Jawab Abdul Manaf menyela.
"Kan masih pagi". Jawab Magi dengan cekatan menjawab pernyataan Abdul Manaf.

Posting Komentar untuk "Peluk Ayah Nak...!! Part 3"