Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu dan Akhlak

Ilmu dan Akhlak

Dalam Islam ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk akhlak. Artinya, bahwa menuntut ilmu dalam pandangan Islam bukan untuk ilmu itu sendiri, tapi ilmu harus bisa mendekatkan penuntutnya kepada yang punya ilmu, yaitu Allah Rabbul Jalil dan bisa memperhalus akhlaknya. Hal tersebut didasarkan kepada Hadis Rasulullah SAW. yang berbunyi : "Maniz Dada Ilman Walam Yazdad Hudan Lam Yazdad Illa Bu'dan" (Barang siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah kedekatannya kepada Allah, hakikatnya ia tambah jauh dari Allah).

Agar paradigma di atas tidak melenceng dan keluar dari rel dalam tataran implementatif di lapangan, maka menuntut ilmu dalam Islam harus dimulai dari niat yang baik. Karena niat mempunyai posisi sangat sentral. Bahwa mencari ilmu hanya dalam rangka ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Manakala niatnya salah maka akan berimplikasi kepada seluruh proses dalam mencarinya dan juga berimplikasi pasca ilmu itu dituntut. Karena niat dalam Islam ibarat sopir sebuah mobil, masinis kereta api, pilot dalam pesawat dan nahkoda sebuah kapal laut. Kalau sopir, masinis, pilot, dan nahkodanya benar dalam menyetir, maka insya Allah akan sampai ke tujuan dengan selamat dan aman. Namun sebaliknya, jika mereka ugal-ugalan maka itu menjadi pertanda bahwa akan terjadi mala petaka.

Seseorang yang mencari ilmu dengan niat ibadah hanya kepada Allah SWT. akan berimplikasi kepada kesabaran si penuntut ilmu itu sendiri dalam menghadapi proses dan lika-liku atau jalan dalam menapaki ilmu itu sendiri. Karena memang seorang pencari ilmu tidak akan menemukan jalan seperti tol yang lurus dan lapang. Tapi ia akan menemukan jalan yang berkelok, penuh onak dan duri. Sebuah contoh nyata, dalam proses menurut ilmu ia akan mendapatkan cobaan, apakah dengan sakit, kekurangan biaya dan lain sebagainya. Ketika niatnya benar, maka insya Allah ia akan dengan sabar dan mampu menerima semua lika-liku dalam mencari ilmu tersebut.

Tapi sebaliknya, manakala ia tidak sabar dalam menjalani proses dan tidak menerima semua lika-liku dalam mencari ilmu, tidak tahan dengan pengorbanan, ingin selesai sebelum berakhir dan mudah menyerah hakikatnya itu merupakan gambaran dan implikasi bahwa ada yang salah dari niat yang telah ditancapkan sejak pertama kali melangkahkan kaki untuk mencari ilmu.

Karena seorang penuntut ilmu dengan dibarengi niat yang baik, pada siang hari bagaikan tentara yang sedang berperang melawan musuh yang mau mencaplok tanah airnya, dengan penuh trengginas ia lawan walau nyawa menjadi taruhannya. Sementara pada malam hari ia diibaratkan seperti kelelawar yang bergelantungan di pohon-pohon yang tinggi berdzikir dalam rangka selalu menjaga koneksitas dirinya dengan Rabb semesta alam.

Posting Komentar untuk "Ilmu dan Akhlak"