Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Semua Berhikmah

Puisi Semua Berhikmah

Mengajar ngaji Sehabis Maghrib
Di sudut-sudut sempit
Nan bising dengan suara mobil
Dan hilir mudik motor yang meraung-raung.

Menjelang Isya'
Doa sehabis mengaji terlantun
Sebagai wasilah agar yang terbaca
Dari lantunan ayat-ayat suci
Menjadi Rahmat, Imam, Cahaya, dan Hudan
Bagi sekalian hamba yang selalu membaca
Siang dan malam
Tanpa terkecuali.

Kemudian shalat jamaah
Di tengah-tengah perkampungan
Berderet rumah-rumah menjulang ke langit
Namun bisu tak ada spiritualitas berkelebat

Tetiba hujan lebat deras mengguyur
Tanah kering kerontang
Pecah-pecah diterpa matahari
Berbulan-bulan lamanya.

Hati bisu memandang sekeliling
Tak ada jalan pulang
Kecuali menunggu air tenang
Membasahi bumi.

Terbesit diri untuk menggerakan jari
Menyusun kelebatan kata
Yang menyelinap dalam dada
Sembari jari memetik pasti
Setiap tumpahan kalimat
Yang mengalir deras bak samudera.

Bersemedi dalam untaian kata
Menggambarkan perjalanan nada
Di mana selalu ada hikmah terbuka
Bagi sesiapa yang mau menyapa
Setiap peristiwa dengan cahaya
Karena di sana selalu ada jutaan makna.

Posting Komentar untuk "Puisi Semua Berhikmah"