LUANGKAN WAKTU, Bukan Mencari Waktu Luang

Melakukan kebaikan apapun harus dilakukan dengan cara meluangkan waktu. Artinya, bahwa dalam melakukan kebaikan apapun harus dipaksa dengan cara meluangkan waktu yang kita miliki, kalau tidak maka kita akan terjebak selalu dengan ketiadaan waktu, padahal waktu yang dimiliki setiap orang itu sama 24 jam. Apakah itu presiden, pengusaha, guru, dosen, petani, pelajar termasuk pengemis dan pemalas waktunya sama yaitu 24 jam sehari dan semalam.

Apalagi dalam konteks ibadah kita harus benar-benar meluangkan waktu yang kita miliki untuk melakukan ibadah tepat pada waktunya. Contohnya seperti shalat jamaah tepat waktu dalam 5 waktu shalat. Karena menunda dan mengundur-undur waktu shalat hanya akan menjadi penyebab kira lalai dalam melakukan kewajiban tersebut.

Begitu juga dengan membaca, kita harus meluangkan waktu untuk membaca secara konsisten setiap hari. Artinya, kita harus berkomitmen untuk membaca setiap hari dengan cara meluangkan waktu atau memaksa diri untuk membaca meskipun hanya 5 lembar setiap hari atau hanya 1 jam setiap hari. Tapi kalau kita cari waktu luang maka tidak akan pernah ketemu, hal itu disebabkan karena banyaknya alasan yang biasanya kita kemukakan ketika sebuah kebiasaan tidak berjalan. Kalau kebiasaan ini -menuangkan waktu- untuk membaca dilakukan secara konsisten dan istikamah maka akan menjadi sesuatu yang sangat dahsyat.

Begitu juga halnya dengan menulis, luangkan waktu untuk menulis walau hahya 1 paragraf, bukan cari waktu untuk menulis. Kalau kita meluangkan waktu dari 24 jam yang kita miliki, Maka akan bahyak sekali jam yang kita miliki dengan leluasa untuk menulis. Tapi manakala kita cari waktu luang untuk menulis maka kita tidak akan pernah menemukannya. Mengapa? Disamping menulis merupakan kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang, menulis juga memerlukan kesungguhan yang sangat kuat bagi siapa saja yg ingin mempunyai kebiasaan menulis.

Karena memang kebiasan menulis merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh orang-orang unggul. Oleh sebab itu, suatu negara dikatakan maju apabila membaca dan menulis-literasi- benar-benar sudah mendarah daging dan sudah menjadi budaya dari masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan dari negara tersebut.

Di tengah koor suara nyamuk.

4 Dzulqa'dah 1442 H.

Berbagi :