Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terus Memberikan Makna

terus memberikan makna

Tugas kita sebagai manusia adalah terus memberikan manfaat atau makna sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Karena sesuatu yang besar selalu dimulai dari sesuatu yang kecil. Mungkin masih terngiang dalam telinga kita sebuah lagu nasyid yang berbunyi ; "Kan ku mulai dari diri sendiri, kan ku mulai saat ini juga, takkan pernah akan ku tunda-tunda, kan ku mulai dari yang paling kecil".

Nasyid di atas memberikan pembelajaran kepada kita bahwa melakukan kebaikan atau pemberian makna harus dimulai dari diri sendiri, karena menjadi sesuatu yang mustahil apabila dimulai dari orang lain sementara diri kita tidak tertata, kebaikan itu harus disegerakan tidak boleh ditunda-tunda, artinya harus dimulai saat ini juga, begitu juga bahwa kebaikan harus dimulai dari sesuatu yang kecil.

Sebuah contoh, tidak akan jadi uang 1 milyar kalau tidak ada 100 perak. Artinya, bahwa uang satu perak kalau dia berdiri sendiri mungkin sekarang tidak laku untuk dibelanjakan, tapi dalam konteks nominal 1 M sebagaimana disebutkan di atas 100 perak tersebut memegang peranan yang sangat urgen.

Begitu juga dengan kebaikan yang kita lakukan, jangan pernah merasa minder karena kita hanya mampu menulis sebuah kata baik dan bijak di FB. Kalau itu kita lakukan secara istiqamah, konsisten dan terus menerus kita yakin itu akan memberikan nampak yang sangat luar biasa terhadap perubahan atau transformasi sosial masyarakat apalagi dalam konteks 5.0 atau dunia digital saat ini.

Bayangkan kalau semua akun FB menulis atau memposting hal-hal positif. Saya yakin hal tersebut ahan menjadi transformasi sosial yang sangat dahsyat dan luar biasa, bahkan bisa jadi akan menjadi revolusi sosial yang sengat fundamental dalam kerangka menjadi salah satu solusi di mana saat ini akhlak dan moralitas bangsa ini sedang menurun.

Mengapa asas memberikan makna, arti atau manfaat harus terus dilakukan oleh siapapun meskipun dalam tataran kecil dan sangat sederhana. Hal itu disebabkan karena untuk memperbaiki akhlak dan moralitas masyarakat dalam konteks 5.0 ini yang sudah sangat akut ini perlu keterlibatan semua pihak, bukan hanya Kyai, Ust, guru dan lain sebagaimana, tapi semua orang yang merasa dirinya sebagai manusia.

Hal tersebut didasarkan pada adagium atau tepatnya Hadis Rasulullah SAW. yang sangat terkenal dan familiar dan bahkan mungkin setiap kita hafal Hadis itu yaitu, "Khoirul naas ahsanuhum khuluqan wa anfaa'hum linnaas" (Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia).
Ketika malam mulai berselimut.
6 Dzulqa'dah 1442 H.

Posting Komentar untuk "Terus Memberikan Makna"