Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Santri

Santri

Secara leksikal atau bahasa, kata santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai orang yang mendalami agama Islam, juga diartikan sebagai orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh dan juga santri diartikan sebagai orang yang saleh (2005: 997). Dari pengertian secara bahasa tersebut memang santri identik dengan orang yang bergelut dan belajar ilmu-ilmu agama dengan harapan kelak setelah tamat dari pesantren menjadi orang-orang saleh dan berguna serta bermanfaat bagi umat.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa santri itu adalah perpaduan dari dua kata yaitu, "sun" matahari dan "tree" pohon. Artinya, bahwa pemaknaan kalimat santri merujuk pada matahari dan pohon sangat dalam sekali. Karena matahari merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. yang manfaatnya sangat luar biasa bagi makhluk lainnya. Sebuah contoh, pohon yang tidak kena sinar matahari maka ia akan tumbuh jangkung namun tipis dan akan pucat karena kekurangan sinar matahari atau yang biasa disebut dengan istilah etiolasi, pun dengan manusia yang kekurangan sinar matahari akan mengalami nasib yang sama dengan pohon.

Pun juga dengan konotasi pemaknaan pohon, bahwa pohon merupakan ciptaan Allah SWT. yang dari akar sampai daunnya semuanya bermanfaat atau dapat dimanfaatkan. Akarnya bisa untuk ukiran atau bahkan setidak-tidaknya untuk kayu bakar, batangnya untuk bangunan, dan dahannya untuk kayu bakar dan lain sebagainya. Artinya, semua elemen pohon bermanfaat tidak ada yang terbuang.

Begitu juga dengan santri, santri insya Allah bisa melakukan apa saja yang bermanfaat, santri bukan hanya bisa mengajar ngaji, menjadi imam, menjadi khotib, ceramah, mepimpin yasin dan tahlil dalam konteks peran keagamaan yang memang menjadi ciri khas sebagaimana dijelaskan dalam pengertian bahasa di atas, tapi santri insya Allah bisa menjadi apa saja dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Santri menjadi presiden, santri menjadi wakil presiden, santri menjadi menteri, santri menjadi ketua DPR, santri menjadi gubernur, santri menjadi walikota, santri menjadi bupati, santri menjadi tentara, santri menjadi polisi, santri menjadi pengusaha, santri menjadi camat, kepala desa, lurah dan lain sebagainya.
***
Kok bisa? Karena sebenarnya santri ketika mondok bukan hanya diajarkan ilmu-ilmu agama an sich, tapi mereka juga diajari ilmu-ilmu umum, mereka juga diajari berorganisasi, bekal life skill, gotong royong dan lain sebagainya. Saya jadi teringat apa yang didawuhkan KH. Imam Zarkasi -salah satu pendiri Pondok Modern Gontor Ponorogo- ketika ditanya bagaimana kurikulum Gontor? Maka beliau menjawab bahwa kurikulum Gontor adalah 100% agama dan 100% umum. Dari apa yang didawuhkan beliau dapat dikatakan bahwa kurikulum di pesantren adalah kurikulum integratif, karena dalam pendidikan Islam hakikatnya tidak ada dikhotomi antara umum dan agama karena semuanya ilmu Allah. Pemisahan antara kurikulum agama dan umum adalah warisan Belanda.

Bahkan saya masih sangat ingat sekali apa yang didawuhkan KH. Muhammad Idris Jauhari - Allahu yarham- Salah satu pendiri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan yang mengatakan bahwa kurikulum di pesantren adalah kurikulum "Hidup dan Kehidupan" itu sendiri. Artinya, bahwa sebenarnya pondok pesantren adalah miniatur dari kehidupan itu sendiri, hal itu disebabkan karena pendidikan di pesantren adalah pendidikan 24 non stop. Masih ragu masuk pesantren?

Ayo mondok!!! Pesantren itu
keren
habis!!!
Ketika matahari bersinar pasti.
9 Dzulqa'dah 1442 H.

Posting Komentar untuk "Santri"