Peluk Ayah Nak..!! Part 2
Hari itu Kamis di mana matahari begitu terik menyengat, kipas di kantor Abdul Manaf -Ayah Magi- sudah di level 3 namun masih saja terasa panas. Jam dinding menunjuk pada angka 11.45, yang berarti tidak begitu lama azan Dhuhur akan segera berkumandang. Abdul Manaf dengan segera ke midha atau tempat wudhu untuk berwudhu bersiap-siap ke Masjid. Tidak lama kemudian terdengar suara azan saut-sautan dari segala arah dan penjuru. Dengan segera ia berangkat ke Masjid untuk shalat dalam rangka menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah yang baik.
Selesai shalat lalu Abdul Manaf pulang ke rumah yang kurang lebih memerlukan 20 menit untuk sampai di sana dengan naik sepeda motor. Sesampai di rumah ia makan siang dan selesai itu sambil leyeh-leyeh dengan duduk di kursi warna hijau dekat kipas untuk menghilangkan keringat yang mengalir deras dari seluruh tubuhnya sambil melahap buku yang baru datang kemaren yang dibelinya secara online.
Ia begitu menikmati buku yang dibacanya sampai-sampai suara ketukan pintu disertai salam dan tangis tersedu-sedu tidak terdengar. Dengan bergegas ia jawab salam itu serta membuka pintu, dan ternyata Magi yang sedang menangis tersedu-sedu. Dengan lembut Abdul Manaf berkata,
"Sini Nak peluk Ayah".
Dengan cepat Magi memeluk Abdul Manaf dengan erat sekali dengan tangisan yang semakin menjadi.
"Sudah, jangan nangis lagi kan sudah ada Ayah".
Ujar Abdul Manaf. Namun semakin Magi dinasehati semakin tangisan itu menjadi-jadi.
"Peluk Ayah Nak dengan erat". Ujar Abdul Manaf.
Terdengar suara tangis Magi mengurang dan ternyata sudah tidur dalam pelukan Abdul Manaf. Maka kemudian dengan lembut Magi diangkat ke kasur biar tidur pulas. Setelah dipindah ke kasur tenyata bangun.
"Loh, kok bangun Nak". Abdul Manaf terkejut melihat Magi bangun.
"Yuk bobok". Ujar Abdul Manaf lagi.
"Tolong dipijet dan ngaji Yah". Pinta Magi. Memang itulah kebiasan Magi sebelum tidur, minta dipijet dengan disertai ngaji, yaitu al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, ayat Qursi dan diakhiri dengan doa tidur.
Setelah Magi benar-benar tidur, baru Abdul Manaf bisa ke kantor dan menitip Magi kepada Nayla -Mbak Magi nomor 2- untuk menjaganya selama Magi tidur.
Abdul Manaf kembali ke kantor dengan bergegas setelah kurang lebih 1 jam istirahat di rumah dengan terlebih dahulu melakukan shalat Dhuhur, makan siang dan lain-lain. Setelah kurang satu 1 di kantor tibalah waktu pulang. Abdul Manaf dengan bergegas menuju tempat finger print untuk melakukan absen. Setelah absen ia langsung meluncur pulang dengan naik sepeda motor.
Sesampainya di rumah Abdul Manaf sudah menemui Magi dalam keadaan bangun namum masih ada sisa tangisan sebelum tidur yang terbawa setelah tidur.
"Peluk Ayah Nak". Ujar Abdul Manaf lembut. Magi datang menghampur dan memeluk Manaf dengan erat.
"Sudah tak usah nangis lagi, nanti matanya merah". Rayu Abdul Manaf. Tangisan Magi malah tambah jadi. Melihat kejadian itu tak terasa air mata Abdul Manaf meleleh membasahi pipinya. Dengan pelan ia hapus air mata itu dan bertanya pada Magi.
"Nak kenapa tadi datang kerumah sambil nangis?.
Dengan cepat namun agak terbata Magi menjawab, "Kawan Magi dak mau berkawan dengan Magi karena Magi tidak punya Ibu". Mendengar jawaban itu Abdul Manaf diam seribu bahasa dan dengan hati sedih ia menjawab, "Nak, bilang sama mereka bahwa Ibu Magi menunggu di Surga, ya".
"Kapan Magi bisa bertemu Ibu di Surga?. Tanya Magi. Insya Allah nanti kalau Allah sudah memanggil kita. Jawab Abdul Manaf.
Menjelang Ashar.17 Rabi'ul Awal 1443 H.
Posting Komentar untuk "Peluk Ayah Nak..!! Part 2"