Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjalanan Sebuah Cincin Emas

perjalanan sebuah cicin emas

Mungkin di antara kita ketika melihat sebuah cincin emas yang begitu indah dan berkilau beranggapan bahwa memang wujudnya seperti yang kita lihat tanpa ada proses dan tempaan yang sangat panjang, penuh derita serta melelahkan.

Padahal sebenarnya cincin emas itu asalnya dari pedalaman Papua dan Kalimantan yang di cari dari sebuah sungai atau sebuah gunung emas yang amat jauh dari perkotaan dan letaknya di pedalaman nun jauh disana. Dalam proses pendulangan emas dari sebuah sungai, seorang pendukung dengan menggunakan nanpan atau baki kayu mengais pasir sungai, yang kemudian dari pasir itu dipisahkan dari tiga hal, batu, tanah liat dan juga warna kuning yang ketiga untuk mendapatkan emas itu. Itupun kalau dapat. Yang kemudian sebiji-demi sebiji emas itu dikumpulkan sedikit demi sedikit.

Setelah terkumpul agak banyak, baru dibawa ke kota untuk dibentuk, yaitu dengan dimasukkan ke dalam api dibakar untuk dilebur agar bisa disatukan. Setelah menjadi satu baru dibakar lagi untuk dibentuk sesuai dengan keinginan si tukang. Apakah mau dibentuk menjadi cincin, kalung, gelang dan lain sebagainya. Kalau ada satu titik saja yang tidak sesuai dengan bentuk yang diinginkan harus dimasukkan lagi ke tungku dengan api biru untuk dibentuk lagi dengan cara dipukul lagi untuk dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Kemudian setelah dirasa benar-benar sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan tidak ada yang cacat, maka baru kemudian dikirim ke toko emas untuk dipajang dan diperjual- belikan sebagaimana yang kita lihat di toko-toko emas. Begitulah perjalanan dan perubahan sebuah butiran emas sampai berubah menjadi cincin sebagaimaga yang bisa kita lihat di toko-toko emas.

Begitu juga ketika kita melihat seseorang yang sukses -dunia akhirat- dalam posisinya seperti sekarang, seharusnya kita tanya bagaimana dia bisa sampai kepada posisi seperti sekarang? Karena kita yakin bahwa ada perjuangan panjang yang penuh onak dan duri, lelah dan bahkan menyakitkan untuk sampai ke dalam posisi seperti yang kita lihat sekarang.

Begitu juga kita yakin bahwa dia tidak akan bisa sampai pada keadaan seperti sekarang kalau tidak sabar, ulet dan pantang menyerah dalam menjalani semua tempaan dan rintangan yang dialaminya. Seperti halnya proses emas menjadi cincin di atas. Kalau seandainya ia tidak menerima dengan segala tempaan, cobaan dan ujian hidup dan kehidupan yang dialami, maka mustahil ia bisa sampai pada posisi itu sekarang.

Maka positif thinking sajalah bahwa lika-liku hidup yang kita alami sekarang adalah dalam rangka menjadikan kita seperti cincin emas se bagaimana dijelaskan di atas. Amin...
Sebelum malam mulai bisu.
5 Rabi'ul Awal 1443 H.

Posting Komentar untuk "Perjalanan Sebuah Cincin Emas"