Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ujian Itu Sepanjang Hayat, Bukan Angin Lewat

Ujian Itu Sepanjang Hayat, Bukan Angin Lewat

Mungkin di antara kita sebelum ini ada yang mendapatkan ujian yang menurut anggapannya adalah ujian maha berat yang pernah dialami selama hidupnya. Dan kemudian beranggapan bahwa tidak akan ada ujian lagi yang akan Allah turunkan kepadanya setelah itu.

Tidak kawan, ujian itu sepanjang hayat bukan hanya angin lewat yang sekali datang terus berhenti selamanya. Tidak ada istilah ujian berhenti tapi ia terus berjalan layaknya manusia hidup dan selama hayat dikandung badan. Ujian identik dengan perjuangan yang juga berlangsung sepanjang hayat selama kita masih berada di dunia yang fana ini.

Dalam menghadapi ujian tentu perlu adanya perjuangan, karena tanpa perjuangan rasanya sulit untuk bisa lulus dalam ujian yang sedang kita hadapi dalam kehidupan ini. Baik ujian yang bersifat tidak mengenakkan seperti; sakit, kematian, banjir, kehilangan harta benda, kelaparan, katakutan, atau ujian yang bersifat meninabobokan seperti; kekayaan, kemasyhuran, jabatan tinggi dan lain sebagainya.

Perjuangan yang diperlukan dalam ujian yang bersifat tidak mengenakan adalah dengan cara sabar dan menerima dengan ikhlas segala ketentuan Allah SWT. dengan tetap melakukan ikhtiar maksimal agar tetap istikamah untuk tetap tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Dalam keadaan bagaimanapun dan seperti apapun. Karena yang Allah timpakan kepada kita adalah yang
terbaik
dan sudah sangat sesui dengan daya tahan kita sebagai hamba-Nya, karena Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui tentang keadaan kita.

Sedangkan perjuangan yang diperlukan dalam ujian yang meninabobokan adalah kita harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak sombong, takabur, dan keblinger. Dan biasanya banyak orang yang tidak lulus dalam perjuangan dirinya menghadapi ujian model ini. Karena kemudian banyak orang yang mabuk diri, lupa daratan dan bahkan sifat songong atau sombong kemudian menguasai dirinya, seperti yang dilakukan Fir'aun. Karena ia merasa berkuasa, lalu ia proklamirkan dirinya sebagai Tuhan. Wal iyadzu billahi min zalik.

Maka disinilah letak pentingnya kita beragama dengan baik yang didasarkan kepada ilmu yang baik pula. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan seni hidup jadi indah, dengan agama hidup jadi terarah. Semoga. Wallahu a'lam.
Zikir kata membalut luka.
22 Shafar 1443 H.

Posting Komentar untuk "Ujian Itu Sepanjang Hayat, Bukan Angin Lewat"