Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENULIS ITU SEPERTI MENGASAH PISAU

MENULIS ITU SEPERTI MENGASAH PISAU

Kalau diilustrasikan, menulis hampir sama dengan mengasah pisau bahkan sama. Semakin pisau diasah dan banyak digunakan maka akan semakin tajam ia, begitupun sebaliknya semakin jarang diasah dan jarang digunakan maka pisau itu akan semakin tumpul, karena ia akan karatan tidak pernah tersentuh asahan dan tidak pernah memotong sesuatu.

Begitupun dengan menulis, semakin ia diasah secara konsisten maka ia akan semakin tajam. Sedangkan cara terbaik dalam mengasah kemampuan menulis kita adalah dengan cara menulis, menulis dan menulis, atau cara yang kedua adalah dengan menulis banyak dan banyak menulis, atau bisa juga dengan cara yang ketiga yaitu terus menulis dan menulis terus, bisa juga dengan cara yang keempat yaitu konsisten menulis dan menulis secara konsisten, atau dengan cara yang kelima yaitu istikamah menulis dan menulis secara istikamah. Apalagi hal tersebut dilakukan setiap hari meskipun hanya satu paragraf, apalagi sampai dua, tiga, empat dan lima paragraf menulis setiap hari sungguh manfaatnya sangat dahsyat.

Begitu juga sebaliknya, semakin kita tidak konsisten dalam menulis, maka kemampuan kita dalam melakukannya akan semakin terkendala. Apakah ketika memulai dalam menulis memerlukan waktu yang lama Ketika duduk di depan laptop disebabkan karena susah dalam menemukan kata-kata yang tepat dalam memulai sebuah tulisan, atau malah tidak menemukan ide sama sekali? Karena seperti mengasah pisau tadi, ketika tidak diasah maka akan tumpul.

Untuk itu, agar mempermudah dalam proses mengasah kemampuan menulis, tulislah apa saja yang muncul dalam kelebatan ide dalam pikiran kita, karena kelebatan ide biasanya datang secara tiba-tiba dan cepat, kalau ia tidak cepat ditangkap dengan cara mengikatnya dengan tulisan maka ia akan menghilang dan menemukannya kembali akan susah. Namun apabila setiap kelebatan ide yang ada dalam pikiran diikat segera dengan cara menuliskannya, maka ide itu akan selalu muncul, bahkan yang saya alami ide-ide yang lain akan muncul dengan cepat seperti tumbuhnya tanaman di musim hujan.

Maka kemudian yang harus kita lakukan adalah mengikatnya dalam bentuk tulisan apa saja sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Bisa essay seperi tulisan ini, atau puisi, bisa juga cerpen, atau bahkan yang lebih serius dan berat yaitu diungkapkan lewat karya ilmiah. Anda mempunyai kebebasan untuk menentukannya dalam mengikat setiap kelebatan ide dalam pikiran Anda.

Dan tidak usah dipaksa dalam mengikat kelebatan itu dengan satu gendre atau gaya tertentu. Contoh, saya mempunyai ide untuk menulis sebagaimana judul tulisan ini, dalam pikiran saya setelah ide itu muncul, saya lebih cenderung menuliskannya dengan essay dari pada puisi. Maka kemudian tulislah dengan essay dan jangan paksakan menulis dengan puisi, karena jika dipaksakan menulis dengan puisi, maka nanti akan mengalami kemacetan di tengah-tengah sedang menulis.

Begitu juga jangan paksakan menulis di luar kemampuan Anda. Karena kalau itu yang terjadi maka Anda akan mengalami kesulitan dalam mengeksekusi ide yang Anda dapat. Contoh, Anda mendapatkan ide untuk menulis sebuah cerpen, tapi kemudian Anda paksakan untuk ditulis dengan pendekatan agama. Karena Anda bukan Ustaz ataupun Kyai, atau Anda tidak menguasai tentang agama, maka Anda akan mengalami kendala dalam mewujudkan ide itu lewat tulisan disebabkan karena tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitas Anda.

Maka seyogianya setiap penulis -terutama bagi pemula- mulailah menulis setiap kelebatan ide yang ada dalam pikiran sesuai dengan kemampuan gendre yang disukai, apalagi bisa dilakukan setiap hari walau hanya satu paragraf. Dengan begitu, kemampuan menulis kita akan semakin terasah dan tajam. Karena memang tidak ada rumus yang paling baik dalam menulis kecuali istikamah menulis dan menulis secara istikamah setiap hari. Semangat dan selamat mencoba!!!

Posting Komentar untuk "MENULIS ITU SEPERTI MENGASAH PISAU"