Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MALAAIKATUN ALA SURATIN NAAS (MALAIKAT BERBENTUK MANUSIA)

Dari pekan kemaren, hampir semua sekolah baik negeri maupun swasta melaksanakan ujian semester genap tahun pelajaran 2021/2022 M. Tentu ujian tersebut bukan tujuan tapi merupakan salah satu alat evaluasi setelah hampir 1 tahun para siswa mengikuti "Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)" di sekolah atau madrasah. Karena ujian tersebut sebagai salah satu bahan evaluasi, maka dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan penuh kejujuran.

MALAAIKATUN ALA SURATIN NAAS (MALAIKAT BERBENTUK MANUSIA)

Untuk itu, agar pelaksanaan ujian sekolah dan madrasah berjalan dengan jujur dan tidak ada yang melakukan praktek-praktek yang keluar dari nilai-nilai kejujuran dimaksud, maka diperlukan proses pengawasan yang sangat ketat agar pelaksanaan ujian tersebut berjalan sesuai dengan tujuan awalnya, yaitu sebagai salah satu bahan evaluasi bagi peserta didik dan tentunya sekolah dan madrasah secara keseluruhan.

Salah satu yang sangat berperan agar pelaksanaan ujian dimaksud berjalan dengan jujur adalah seorang pengawas, tepatnya pengawas ruangan. Karena seorang pengawas ujian adalah ibarat seorang "Malaikat" berbentuk manusia yang siap melayani dan membantu semua permintaan peserta ujian -dalam tanda kutip- yang berhubungan dengan hal-hal yang positif. Begitulah gambaran yang sering disampaikan para kyai saya di pondok dulu. Artinya, bahwa seorang pengawas ujian merupakan orang yang siap melayani semua hal yang dibutuhkan oleh peserta ujian dengan cukup mengacungkan tangan tanpa suara. Sehingga dengan begitu peserta ujian tidak boleh berbicara dengan peserta ujian yang lainnya apalagi sampai minta bantuan.

Begitu juga, seorang pengawas ujian harus mempunyai pandangan mata yang tajam setajam mata elang, sehingga bisa melihat semua gerak-gerik peserta ujian, dari gerak yang biasa sampai gerak yang mencurigakan. Intinya, seorang pengawas ujian siap melayani semua yang diminta oleh para siswa peserta ujian kecuali memberikan jawaban. Untuk itu, tidak dibenarkan seorang pengawas ujian bermain gadget dalam proses mengawasi sebuah ujian. Karena kalau hal tersebut dilakukan maka nilai-nilai sakral dari ujian tersebut akan hilang. Hal itu disebabkan karena mereka merasa tidak diawasi sehingga bisa melakukan hal-hal yang tidak baik karena kendornya pengawasan yang dilakukan oleh pengawas, seperti nyontek, minta jawaban dari kawannya dan lain sebagainya.

Inilah makna dari judul tulisan di atas. Artinya, bahwa personifikasi guru pengawas sebagai "Malaikat" mempunyai pesan agar guru ketika mengawasi ujian benar-benar harus siap menjadi pelayan bagi para siswa atau peserta ujian yang ia awasi. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan ujian benar-benar sesuai dengan tujuan awal diadakannya, yaitu sebagai salah satu alat evaluasi.
3 Dzul-Qo'dah 1443 H.

Posting Komentar untuk " MALAAIKATUN ALA SURATIN NAAS (MALAIKAT BERBENTUK MANUSIA)"