Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NASIB DAN KEMATIAN

Nasib dan Kematian

Rabu malam Kamis tanggal 22 Juni 2022, dengan izin Allah saya dapat hadir di rumah duka Ust. Sakban dalam rangka takziah malam yang ke 7 atas meninggalnya anak beliau Salman bin Sakban yang begitu mengaketkan keluarga beliau dan keluarga besar Pondok Pesantren Tazakka Surulangun Kab. Muratara karena kepergiannya sangat mendadak. Namun begitu diantara sifat kematian itu mendadak dan tidak ada yang tahu.

Dalam acara takziah tersebut, hadir Bupati Muratara H. Devi Suhartoni dan Wakil Bupati Ust. H. Ahmad Inayatullah, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Muratara yang sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka Surulangun, para asatidz dan masyarakat sekitar. Setelah sambutan yang langsung diwakili oleh Bupati Muratara, dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin yang dipimpin oleh Ust. Amsir, S.Th.I dan dilanjutkan dengan mau'idzah hasanah atau ceramah yang diisi oleh Wakil Bupati Muratara Ust. H. Ahmad Inayatullah.

Dalam ceramahnya, beliau banyak mengulas tentang kematian dalam kaitannya dengan nasib. Artinya, bahwa kita bisa jadi kaya, bisa jadi Bupati, bisa jadi Wakil Bupati dan lain sebagainya itu karena ada garis nasib yang telah ditentukan Allah SWT. Kalau tidak ada garis tersebut, apapun yang kita lakukan, usaha seperti apapun yang kita tempuh akan sulit untuk mencapainya. Hal itu disebabkan karena kita tidak punya garis nasib tersebut. Tapi kemudian kita bertanya, adakah yang tahu garis nasibnya? Tentu jawabannya tidak ada, karena yang tahu hanya Allah SWT. Maka yang harus kita lakukan sekarang adalah berusaha, berikhtiar dan bekerja dengan maksimal, masalah nasib itu urusan Allah.

Lebih lanjut, beliau mencontohkan orang yang mempunyai nasib baik antara lain. Si A dan si B. Si A sudah bekerja secara maksimal dan bahkan lebih dari pada maksimal, pagi, siang, lembur sampai sore bahkan juga malam, tapi ia tetap biasa-biasa saja dalam konteks kemampuan ekonominya. Sementara si B, bekerja biasa saja, dimulai dari jam 07.00 pagi jam 12 sudah pulang. Namun kehidupan ekonominya terlihat mapan. Ini namanya nasib. Antara satu orang dengan yang lainnya tidak sama.

Namun tidak demikian dengan kematian, semua orang punya nasib sama akan mati dan akan menghap Allah SWT. tanpa tebang pilih. Ada orang yang sudah berumur 100 tahun tapi tidak mati, tapi ada anak yang baru berumur 4 tahun mati. Ibarat buah kelapa, bukan hanya yang kering bisa jatuh, yang masih degan bahkan yang lebih muda dari degan juga jatuh. Artinya, semua kita akan mati. Yang bisa kita usahakan sekarang adalah bagaimana kita mati dalam keadaan husnul khatimah. Semoga.
Bumi Tazakka, 23/6/22/24 Dzul-Qo'dah 1443 H.

1 komentar untuk "NASIB DAN KEMATIAN"

  1. These porous materials are more delicate to temperature than nonporous toys, meaning they could get warped if they’re exposed to extreme quantity of} warmth. If your toy vibrates, wipe it down with a warm, damp, soapy washcloth. If it cheap wholesale doesn’t vibrate , run the toy under warm water and clean it with a soapy washcloth.

    BalasHapus