SILATURRAHIM LITERASI DALAM RANGKA TAZAKKA MENULIS (Part 1).
Pada tanggal 27 Mei 2022 bertepatan dengan hari Jum'at, Afra Pranata mahasiswa Prodi MPI semester 4 Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau - merupakan salah satu mahasiswa yang tergabung dalam group menulis di WA "One Day One Paragraf" yang saya bimbing- asal Musi Rawas Utara dan alumni Pondok Pesantren Tazakka Surulangun Kab. Muratara, menghubungi saya lewat WA.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Maaf, mengganggu waktunya, Ustad. Saya Afra Pranata, Insya Allah besok rencananya mau ke ruangan Antum,
pimpinan pondok saya nyuruh Antum untuk mengisi pelatihan tentang menulis. Untuk hari, tanggal dan lain-lain, akan saya bicarakan pas ketemu Antum nanti. Jam berapa kira-kira bisa ketemu?". Begitulah isi WA yang dikirimkan Afra tersebut.
"Insya Allah besok pagi jam 08.00 bisa ya Afra". Saya jawab WA tersebut dengan singkat.
Pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2022 jam 08.00, sesuai dengan janji yang saya sanggupi, dia sudah menunggu di depan kantor saya. Setelah masuk dan berbincang-bincang tentang keinginan sebagaimana disampaikan dalam pesan singkat WA yang telah dikirim sebelumnya, maka terjadilah kesepakatan antara saya dengan dia -sebagai utusan Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka Surulangun Kab. Muratara- untuk menjadi nara sumber dalam pelatihan kepenulisan dengan tema, "Tazakka Menulis" pada tanggal 22 sampai dengan 23 Juni 2022. Meskipun permintaan awal sebenarnya adalah tanggal 20 dan 21 Juni pas setelah liburan sekolah atau pondok. Tapi berhubung hari itu adalah hari di mana saya harus mengajar mahasantri, maka saya menyanggupi hari Rabu dan Kamis di mana saya tidak mempunyai jadwal mengajar mahasantri.
Setelah saya menyatakan siap untuk mengisi acara tersebut, maka saya kemudian meminta saudara Afra untuk membuat surat resmi dari Pondok Pesantren Tazakka Surulangun yang meminta dengan resmi kepada saya untuk menjadi nara sumber dengan ditandatangani oleh pimpinan pondok tersebut. Karena antara Kota Lubuklinggau dan Kec. Surulangun Kab. Muratara cukup jauh, yang kira-kira ditempuh dalam 3 jam perjalanan, maka pihak pondok nantinya akan menjemput saya di Pondok Pesantren Al-Azhaar Lubuklinggau sebelum hari H.
Pada tanggal 18 Juni 2022, saudara Afra kembali mengirim WA kepada saya menanyakan tentang judul materi yang akan disampaikan dalam acara "Tazakka Menulis".
"Ust afwan, dalam rangka dua hari pelatihan, apa saja judul materi yang akan Antum sampaikan karena mau dibuatkan jadwal untuk disebarkan kepada para Azatidz dan Ustadzat Pondok Pesantren Tazakka". Pinta Afra.
"Insya Allah dua materi ya Afra, yaitu : 1. Mengubah mindset diri tentang literasi, dan 2. Jurus mudah menulis dan punya karya". Jawab saya lewat pesan singkat WA.
Hari Selasa sore sekitar jam 16.55, saudara Afra mengerim WA, "Assalamu'alaikum Ust, mobil jemputan dari Pondok Pesantren Tazakka sudah datang, sekarang di tempat saya". Bunyi pesan dari saudara Afra. "Oh, iya, saya siap-siap dulu". Jawab saya singkat. Setelah itu saya mempersiapkan bekal-bekal yang mau saya bawa, termasuk mengirim anak saya yang paling kecil, Nabil untuk bermain di Danau Wisata Religi Al-Azhaar (DAWIRA) untuk bermain. Tujuannya, agar ketika saya berangkat ia tidak nangis karena ditinggal. Akhirnya, setelah anak saya yang paling kecil ke Dawira ditemani anak saya nomor 3, saya kemudian secara diam-diam berangkat diantar anak saya yang nomor 2.
Sembari berjalan dari rumah ke depan pintu gerbang Pondok Pesantren Al-Azhaar Lubuklinggau, tetiba saudara Afra mengirim pesan WA, "Assalamu'alaikum Ust, rombongan dari Pondok Pesantren Tazakka dan saya sudah sampai di Pondok Pesantren Al-Azhaar dan sekarang sedang di DAWIRA bertemu dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Azhaar ". Isi pesan WA tersebut.
"Waalaikumussalam., Wr., Wb., Oh, iya ya Afra, saya nunggu di Lesehan Si Mbok ya". Jawab saya singkat.
Akhirnya, tidak terlalu lama saya menunggu, mobil Avanza warna hitam untuk menjemput saya ke Pondok Pesantren Tazakka tiba pas di depan saya duduk. Dan setelah pintu mobil dibuka ternyata mobil itu berisi 5 orang Ustadz Pondok Pesantren tersebut. Setelah mereka minta foto sebentar dengan saya, saya langsung masuk dan duduk di bangku tengah dengan salah satu Ustadz Pondok Pesantren Tazakka yang juga merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Al-Azhaar Lubuklinggau, yaitu Ustadz Nopi.
Dalam perjalanan dari Lubuklinggau ke Surulangun, saya dan Ustadz Nopi dan yang lainnya ngobrol santai tentang literasi dari A sampai Z, dari sejak bagaimana memulai menulis, bagaimana mendapatkan ide menulis, bagaimana konsisten dalam menulis sampai bagaimana memiliki karya. Saking asyiknya ngobrol, tanpa terasa azan maghrib terdengar berkumandang di setiap masjid di Kota Lubuklinggau, sehingga kami harus mencari masjid terdekat untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Alhamdulillah, ternyata mobil pas sangat dekat dengan Pom bensin Durian Rampak. Di situlah kami shalat sekaligus mengisi bensin mobil.
Setelah selesai shalat maghrib, kami masuk mobil dan melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Tazakka Kab. Muratata. Obrolan tentang literasi atau membaca dan menulis terus berlanjut, kali ini Ustadz. Nopi menanyakan kepada saya tentang tips bagaimana agar materi khutbah yang biasa disampaikan di masjid-masjid setiap Jum'at bisa diterbitkan menjadi buku dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat banyak. Mendengar pernyataan itu, saya memberikan tips sebagaimana yang biasa saya lakukan selama ini. Bahwa setiap materi khutbah Jum'at yang akan saya sampaikan terlebih dahulu saya tulis di FB atau di blog, tujuannya agar materi-materi khutbah tersebut tidak hilang. Ketika materi-materi tersebut sudah mencukupi untuk bisa diterbitkan menjadi buku, kemudian saya edit lalu dikirim ke penerbit untuk dicetak menjadi buku.
Tak terasa, obrolan kami tentang literasi begitu asyik dan menyenangkan. Tahu-tahu kami sudah sampai di Rupit Ibu Kota Muratara. Para Asatidz Pondok Pesantren Tazakka yang menjemput saya mengajak untuk istirahat sejenak sambil makan malam menikmati santapan Pindang Rupit yang katanya "Makcus". Sambil menikmati pindang Rupit dengan ditemani teh hangat yang telah disajikan, obrolan masih juga belum berganti tema, masih tentang literasi. Setelah selesai makan malam, kami kembali melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Tazakka yang kira-kira satu jam lagi sampai.
Setelah masuk mobil, obrolan tentang literasi atau membaca dan menulis masih terus berkanjut yang intinya lebih kepada bagaimana agar konsisten untuk terus menulis dan tidak hangat-hangat air minum. Artinya, dalam obrolan sebelum kami sampai di Pondok Pesantren Tazakka Kec. Surulangun Kab. Muratara Ust. Nopi lebih menyisir kiat-kiat agar dalam menulis agar bisa terus istikamah dan tidak mudah patah semangat. Saking asyiknya ngobrol, tanpa terasa mobil Avanza yang kami tumpangi sudah memasuki lorong Pondok Pesantren Tazakka dan 5 menit kemudian sudah sampai di rumah rumah pimpinan Ustadz. Zurkarnain Bayan, M.Pd.
Setelah turun dari mobil, saya langsung disambut oleh beliau dan kemudian duduk di ruang tamu sambil disuguhi teh hangat dan cemelan yang beraneka ragam. Waktu telah menunjukkan pukul 20.30. Setelah beberapa saat ngobrol, Ustadz Zurkarnain Bayan mengajak saya untuk rekaman dalam rangka mengisi konten Yuotube beliau dengan format bincang-bincang santai bersama saya yang pembasannya tidak jauh-jauh dari masalah literasi. Saya ditemani Afra Pranata melakukan bincang-bincang bersama Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka sampai kurang lebih jam 22.00 malam. Karena sudah cukup larut, maka kemudian bincang-bincang itu diakhiri dengan penyampaian pesan-pesan kepada pemirsa baik dari saya dan kemudian Afra.
Posting Komentar untuk "SILATURRAHIM LITERASI DALAM RANGKA TAZAKKA MENULIS (Part 1)."