Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SILATURRAHIM LITERASI DALAM RANGKA TAZAKKA MENULIS (Part. 2)

Hari itu Rabu tanggal 22 Juni 2022, di mana merupakan hari pertama pelatihan kepenulisan dengan tema, "Tazakka Menulis" bagi semua Asatidz dan Ustadzat Pondok Pesantren Tazakka Kec. Surulangun Kab. Muratara akan dimulai. Dalam jadwal yang dikirim oleh panitia kepada saya akan dimulai tepat pada jam 08.00.

SILATURRAHIM LITERASI DALAM RANGKA TAZAKKA MENULIS (Part. 2)

Setelah shalat subuh, saya baca Alquran dan kemudian menulis minimal 5 paragraf lalu mandi. Jam di gadget saya menunjukkan pukul 07.30, tiba-tiba Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka, Ust. Zulkarnain Bayan, M.Pd., mengajak saya untuk sarapan pagi. Sambil sarapan pagi, kami ngobrol banyak tentang literasi. Dalam obrolan tersebut juga terungkap, bahwa tujuan beliau mengadakan pelatihan ini adalah agar semua Asatidz dan Ustadszat Pondok Pesantren Tazakka Surulangun Kab. Muratara mau dan bisa menulis, karena dengan mereka bisa menulis maka dengan sendirinya akan juga menular kepada santri dan santriwati. Karena bila guru mau menulis insya Allah murid akan bisa menghasilkan karya-karya hebat. Itulah pesan-pesan yang bisa saya tangkap dari hasil ngobrol dengan beliau pagi itu.

Tanpa terasa, sambil sarapan dan menikmati secangkir kopi hangat jam dinding di rumah beliau telah menunjukkan pukul 08.10. Akhirnya, beliau mengakhiri obrolan itu karena saya juga telah dijemput oleh panitia pelatihan. Mereka menginformasikan bahwa acara segera akan dimulai. Karena sejak dari jam 07.00 saya sudah siap-siap, maka tinggal memakai sepatu saya langsung berangkat didampingi oleh panitia.

Sesampainya di kelas, acara pelatihan menulis dengan tema "Tazakka Menulis" langsung dimulai dengan terlebih dahulu dilakukan pembukaan yang dipimpin oleh Ust. Taufik, M.Pd., Kepala Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tazakka. Dalam sambutannya, beliau meminta maaf karena seyogianya Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka yang akan langsung membuka acara itu, tapi karena beliau ada acara di luar Pondok, maka beliau mewakilkan kepada saya. Tuturnya. Begitu juga Ust. Taufik, mewakili Pimpinan Pondok berharap bahwa pelatihan menulis di Pondok Pesantren Tazakka tersebut benar-benar memberikan bekal yang sangat berharga bagi semua Asatidz dan Ustadzat agar mau dan mampu menulis.

Setelah acara pembukaan selesai dilakukan, kemudian moderator menyerahkan mikrofon sepenuhnya kepada saya untuk melaksanakan pelatihan seluas yang saya mampu dan saya diberikan waktu sampai sebelum adzan duhur berkumandang. Pada hari pertama pelatihan tersebut, saya berusaha untuk mengubah paradigma dan mindset para Asatidz dan Ustadzat Pondok Pesantren Tazakka dengan judul, "Mengubah Mindset Diri Tentang Literasi". Mengapa saya memulai pelatihan dengan mengubah paradigma atau mindset peserta tentang literasi atau tulis menulis? Karena dalam pandangan saya bahwa yang membuat seseorang sulit untuk menulis adalah karena paradigma dan mindset atau pola pikir yang salah tentang menulis. Karena sebagian orang menganggap bahwa menulis itu adalah pekerjaan sulit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, seperti orang pintar dan orang yang mempunyai bakat dalam menulis. Padahal menulis itu adalah keterampilan, oleh karenanya siapapun dan lulus sekolah atau tidak asal mau untuk terus menulis, insya Allah pasti bisa.

Untuk memberikan stimulus yang bisa dikenang oleh peserta pelatihan, saya kemudian memulai pelatihan dengan cara menyuruh semua peserta untuk menyediakan pulpen dan buku untuk selanjutnya setiap orang harus mencoba tanda tangan dengan tangan kiri, sedangkan bagi yang kidal tanda tangan dengan tangan kanan. Trik ini saya dapatkan dari Master Alpiyanto ketika saya mengikuti pelatihan beliau tahun 2014. Setelah semua peserta melakukan praktek dengan tangan kiri, saya kemudian bertanya kepada mereka.
"Bagaimana bisa tidak tanda tangan pakai tangan kiri?". Tanya saya singkat. Dengan kompak mereka menjawab, "Bisa Ustadz tapi sulit". "Tapi bisa kan?". Timpal saya lagi. "Bisa tapi sulit". Jawab mereka lagi. "Tapi intinya bisa kan?". Tanya saya lagi. "Bisa". Jawab mereka lagi. "Begitu juga dengan menulis, bagi penulis pemula memulai menulis mungkin akan sulit, tapi kalau dimulai, insya Allah akan bisa dilakukan". Jelas saya lagi.

Pelatihan waktu itu berjalan dengan sangat meriah dan semangat. Para peserta yang semuanya Asatidz dan Ustadzat Pondok Pesantren Tazakka mengikuti pelatihan dengan penuh antusias. Sebelum pelatihan hari itu saya tutup, saya terlebih dahulu minta untuk membuat group WA "Tazakka Menulis", agar bisa menjadi media di mana dengannya semua peserta pelatihan bisa bersilaturrahim dan bisa mengirimkan karyanya untuk dibaca bersama.

Sebelum palatihan saya tutup, terlebih dahulu saya memberikan waktu kepada peserta untuk bertanya. Karena waktunya terbatas, pertanyaan dibatasi hanya bagi dua orang peserta. Setelah saya jawab dua pertanyaan itu, akhirnya tepat jam 11.30 pelatihan untuk hari itu saya tutup dengan membaca alhamdulillah.

Setelah keluar dari ruangan tempat pelatihan dan sampai di rumah Pimpinan, beliau mengajak saya dengan beberapa Ustadz untuk makan siang di luar, tepatnya di Kecamatan Singkut Kab. Saralangun. Dalam perjalanan menuju Singkut, WA saya terus berbunyi menandakan banyak pesan yang masuk. Setelah saya cek, ternyata dari group WA "Tazakka Menulis" di mana para peserta bergantian mengirimkan karya yang telah ditulisnya dalam kurun waktu 30 menit setelah pelatihan itu selesai, baik yang ditulis langsung di group WA tersebut, di FB bahkan ada yang sudah menuliskannya di blog.

Sungguh hati ini begitu bahagia, melihat begitu antusiasnya peserta pelatihan untuk mengirimkan tulisannya meskipun hanya lewat WA dan FB. Dalam hati kecil sambil menikmati perjalanan menuju Pasar Singkut, saya selalu berdoa, semoga mereka konsisten dan istiqomah dalam menulis dan semoga pelatihan ini menjadi awal dari menggeliatnya "Literasi atau Tulis Menulis" di bumi Tazakka. Amiin...

Ditulis secara "Ngemil" dari habis Maghrib.
Salam Literasi.
1 Dzul-Hijjah 1443 H.

Posting Komentar untuk "SILATURRAHIM LITERASI DALAM RANGKA TAZAKKA MENULIS (Part. 2)"