Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUNGGUH, DUNIA TULIS-MENULIS ITU ADALAH PERJUANGAN ABADI

Ketika saya memilih dengan sadar untuk menekuni dunia literasi atau membaca dan menulis dengan cara menulis setiap hari minimal 5 paragraf pada akhir tahun 2020, maka agar saya tidak mudah menyerah dan kemudian patah arang atau mudah melempem seperti kerupuk, kemudian saya belajar langsung kepada guru para pendekar literasi dan berburu buku-buku dari para pesohor bidang literasi negeri ini.

SUNGGUH, DUNIA TULIS-MENULIS ITU ADALAH PERJUANGAN ABADI

Di antara buku-buku yang bersinggungan dengan literasi yang saya miliki dan sudah saya lahap, baik yang ditulis oleh pendekar literasi dalam konteks free writing juga buku khusus penulisan jurnal adalah karangan : 1. Prof. Dr. CBE. Azyumardi Azra, Ph.D. (Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). 2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo (Guru Besar Sosiologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), seorang profesor yang menulis setiap hari. 3. Prof. Dr. Ngainun Naim (Guru Besar Filsafat Islam UIN SATU Tulungagung) yang menulis setiap momen 4. Asma Nadia (Novelis Produktif yang sudah melahirkan lebih dari 60 buku). 5. Benny Arnas (Novelis asal Kota Lubuklinggau yang sudah memiliki 25 lebih karya dalam bentuk buku novel).

Di antara pendekar literasi di mana saya bisa langsung belajar bersama beliau meskipun hanya lewat daring adalah pertama, Prof. Dr. Irwan Abdullah (Guru Besar Bidang Antropologi UGM Yogyakarta). Di mana saya bisa mengikuti pelatihan menulis jurnal bereputasi secara daring sampai 6 episode. Kedua, Prof. Dr. Ngainun Naim (Guru Besar Bidang Filsafat Islam UIN SATU Tulungagung). Yang mana saya bisa langsung mengikuti workshope bagaimana menulis jurnal yang baik secara daring yang kebetulan diadakan oleh Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau Tahun 2020 yang lalu.

Berguru sangat penting meskipun tidak secara langsung, tapi berguru secara langsung tentu sangat lebih baik. Namun begitu, belajar kepada berapa banyak gurupun kalau hanya menjadi teori yang memenuhi kepala tanpa ada implementasi dalam bentuk tindakan nyata tentu itu akan termasuk dalam ilmu yang tidak nafi'. Begitu juga dengan dunia literasi atau tulis menulis, tidak cukup hanya berguru dan membaca karya-karya para pendekar literasi sebanyak yang kita bisa. Tapi yang paling penting dari itu semua adalah bahwa dunia tulis menulis ya menulis, menulis dan menulis sampai ajal menjemput kita. Karena tidak ada istilah pensiun bagi seorang penulis.

Maka, saya selalu ingat pesan yang ditulis oleh Prof. Dr. Ngainun Naim dalam buku karangan beliau "Menulis Itu Mudah" yang saya beli langsung dari beliau -sebagaimana dalam gambar di bawah ini- yang mengatakan, bahwa "Menulis adalah Perjuangan". Artinya, bahwa seseorang bisa menulis bahkan sampai menghasilkan karya semua perlu perjuangan, sedangkan perjuangan yang paling berat dalam menulis adalah selalu konsisten untuk menulis dan menulis secara konsisten. Karena memang perbuatan apapun yang paling berat adalah bagaimana untuk bisa konsisten atau istiqomah, hal itu karena balasannya sangat besar dan dahsyat.

Sudahkah hari ini kita menulis?
Salam Literasi.
Ditulis secara "Ngemil" sambil mengawas UAS PIAUD dan dilanjutkan habis Insya. 2 Dzul-Hijjah 1443 H

Posting Komentar untuk "SUNGGUH, DUNIA TULIS-MENULIS ITU ADALAH PERJUANGAN ABADI"