Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGAPA WANITA HARUS MENUNTUT ILMU SETINGGI MUNGKIN?

Ada ungkapan liar dan terkesan memojokkan bahkan cenderung mengolok-ngolok wanita atau perempuan yang giat menuntut ilmu sampai tingkat sarjana, magister dan bahkan sampai tingkat doktoral. Ungkapan itu berbunyi, "Untuk apa sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya di dapur juga". Kalau dilihat sepintas, tidak ada salahnya dengan ungkapan tersebut. Tapi kalau mau dikaji secara mendalam dan ilmiah, ungkapan itu sangat fatal kesalahannya. Mengapa demikian? Mari kita kaji.

MENGAPA WANITA HARUS MENUNTUT ILMU SETINGGI MUNGKIN

Ada beberapa alasan mengapa wanita harus menuntut ilmu setinggi mungkin terutama ilmu agama :
Pertama, menuntut ilmu itu wajib. Hal itu didasarkan kepada Hadis Rasulullah SAW. yang berbunyi, "Thalabul ilmi faridhatun 'alaa kulli muslim" (Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. HR. Ibnu Majah No. 224). Hadis di atas tersebut memberikan penjelasan bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib. Sedangkan kewajiban menuntut ilmu itu tidak memandang gender dan status sosial. Artinya, bahwa kewajiban menuntut ilmu bukan hanya kepada laki-laki saja tapi juga wanita, bukan yang kaya saja tapi yang kurang mampu juga.

Kedua, wanita nantinya akan menjadi seorang ibu, sedangkan ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sebagaimana pepatah Arab yang mengatakan, "Al-Ummu madrasatul ulaa" (Ibu adalah madrasah atau sekolah pertama). Artinya, bahwa seorang ibulah yang akan menjadi guru dan pengajar pertama bagi anak-anaknya kelak. Ibulah yang pertama kali akan mendidik dan mengajarkan anak-anaknya mengenal Allah SWT., mengenal Rasulullah SAW. Begitu pun ibulah yang pertama kali mengajarkan anaknya cara makan, cara ngomong yang baik, cara berpakaian (Zuhri, 2021 : 261) dan lain-lain. Bagaimana seandainya seorang ibu tidak punya ilmu yang baik tentang hal-hal tersebut di atas?

Ketiga, wanita akan menentukan putih hitamnya seorang anak. Tentu kita sangat hafal dengan cerita Nabi Ibrahim yang bapaknya seorang pembuat patung namun anaknya seorang Nabi. Mengapa demikian? Karena ibunya adalah seorang yang shalihah dan berbakti kepada Allah. Karena ibunya seorang shalihah jadilah anaknya seorang yang shalih bahkan Nabi. Namun tidak begitu dengan Kan'an yang ayahnya seorang Nabi yaitu Nabi Nuh. Mengapa anaknya malah durhaka dan membangkang ayahnya sendiri. Penyebabnya adalah karena ibunya atau isteri Nabi Nuh adalah seorang wanita Thalihah atau buruk perangainya (Zuhri, 2021 : 261). Begitulah ibu begitu pula anak.

Keempat, untuk menghasilkan keluarga dan generasi yang berkualitas. Memang tidak ada jaminan wanita yang sekolahnya tinggi akan menghasilkan keluarga dan generasi yang baik dan harmonis. Tapi hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua terutama wanita yang berpendidikan tinggi lebih mempunyai kans untuk melahirkan anak-anak yang baik dari pada wanita yang tidak berpendidikan tinggi (widuri.ac.id, 2021). Artinya, bahwa wanita yang berpendidikan tinggi terutama ilmu agama lebih mempunyai peluang yang sangat besar untuk menjadikan keluarganya kelak keluarga yang harmonis dan berkualitas dari pada wanita yang tidak berpendidikan tinggi.

Untuk itu, ungkapan sebagaimana disebutkan dalam paragraf satu dalam tulisan ini adalah ungkapan tak berdasar yang hanya membuat para wanita atau perempuan enggan untuk menuntut ilmu terutama ilmu agama setinggi mungkin atau setinggi yang ia bisa. Harapannya adalah agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan keluarga dan pendidikan wanita atau perempuan Indonesia. Amin. Walllahu a'lam.
23 Dzul-Hijjah 1443 H.

6 komentar untuk "MENGAPA WANITA HARUS MENUNTUT ILMU SETINGGI MUNGKIN?"

  1. Anggapan masyarakat awan akan pentingnya pendidikan bagi seorang wanita dan selalu menyangkut pautkan qodrat wanita selalu didapur sering dijumpai di masyarakat sekitar.mereka menginginkan anaknya sukses akan tetapi ketika anaknya akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka akan merasa keberatan,entah karena faktor ekonomi atau foktor lainnya.menurut saya anggapan seperti ini perlu ditumpaskan dengan kenyataan bahwa wanita selain bisa di dapur wanita juga bisa berkarya dalam bidang lain.karena wanita sangat berpengaruh dalam pertumbuh kembangan anak maka wanita perlu wawasan dan pengetahuan yang cukup agar dapat menciptakan generasi -generasi yang berkopetensi dan berprestasi.

    BalasHapus
  2. Zaman dahulu sering terjadi perbedaan laki-laki dan perempuan. Dahulu banyak orang berfikir bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena kelak akan menjadi ibu rumah tangga.
    Padahal perempuan pun mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dan berhak juga untuk menggapai cita-citanya. Pendidikan yang tinggi pun akan membuat perempuan berpikiran dinamis serta terbuka. Mereka lebih mampu menghadapi masalah dengan bijak, tenang dan mampu mengandalkan logika lebih baik.
    Apalagi kelak perempuan akan menjadi seorang ibu yang akan mengurus anak-anaknya sehingga pola pikir yang bijak amat diperlukan

    BalasHapus
  3. Untuk itu, ungkapan sebangiman disebutkan dalam peragraf satu dalam tulisan ini adalah ungkapan tak berdasarkan yang hanya membuat para wanita

    BalasHapus
  4. Ilmu diibaratkan cahaya yang dapat menerangi kegelapan. Perempuan memiliki peranan yang besar dalam kehidupannya. Maka berilmulah secara formal maupun informal yang dapat mengembangkan potensi diri untuk bekal dalam rumah tangga dan keturunannya. Seorang muslimah kelak memiliki peran sebagai istri dan ibu.

    BalasHapus