Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemimpin Sukses

Pemimpin yang sukses

Kita mungkin sering bertanya, siapa sih sebenarnya pemimpin sukses itu? Apakah pemimpin sukses itu adalah seseorang yang selalu berkoar-koar bahwa ekonomi sedang tumbuh dalam kondisi rakyatnya yang sedang kelaparan di tengah-tengah PPKM berlevel-level yang tidak diketahui kapan akan diakhiri? Atau apakah pemimpin sukses itu adalah yang selalu berjanji pada bawahan dan rakyatnya bahwa tahun sekian akan sejahtera, sementara keuangan selalu minus dan habis dipakai ini, dipakai itu? Jangankan sejahtera, cari makan sehari-hari saja susah.

Sebenarnya indikator bahwa seorang pemimpin itu sukses simple bahkan sangat simple. Pertama, seorang pemimpin itu dikatakan sukses kalau bawahan atau rakyat yang dipimpinnya juga sukses. Dalam artian, bahwa bawahan dan rakyatnya sukses dunia dan akhirat dalam semua aspek; akidah, syariah dan akhlak. Kedua, seorang pemimpin dikatakan sukses kalau ia bisa menjadikan bawahan dan rakyatnya aman dan damai. Artinya, bahwa dalam kehidupan sehari-hari bawahan dan rakyatnya selalu merasakan keamanan dan kedamaian dan tidak ada sedikitpun rasa takut kecuali kepada Allah SWT. Ketiga, seorang pemimpin dikatakan sukses apabila bawahan dan rakyatnya sejahtera lahir dan batin. Artinya, bahwa bawahan dan rakyat yang dipimpinnya sejahtera dalam konteks lahir dan batin. Karena kesejahteraan tidak hanya berhubungan dengan yang sifatnya harta semata, akan tetapi juga berhubungan dengan kenyamanan batin, dan hal itu tidak bisa dibeli dengan uang.

Lahir dan bathin adalah tolok ukur mutlak dari sebuah Kesejahteraan, hal itu disebabkan karena keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tidak mungkin seorang bawahan dikatakan sejahtera dengan gaji puluhan bahkan ratusan juta tapi tidak diperlakukan dengan baik dan manusiawi. Tapi juga tidak bisa dikatakan sejahtera yang hanya dibayar dan digaji seenak perut tanpa memperhatikan kondisi sosial dan aturan pemerintah sesuai dengan UMR sehingga ia harus ngojek untuk menyambung hidup. Maka ini juga menyimpang dari tataran ideal.

Untuk itu, kedua aspek yaitu lahir dan batin dalam konteks pemenuhan kesejahtetaan seorang bawahan atau rakyat harus menjadi perhatian utama dalam rangka mengukur kesuksesan seorang pemimpin. Apalagi kalau si pemimpin itu hanya sibuk dengan lingkaran individualisme dan yang berhubugan dengan biologis mikro saja tanpa pernah mau memikirjan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya di luar kelurga dekatnya.

Dengan begitu, ketiga tolok ukur seorang pemimpin dikatakan sukses akan terimplementasi dengan baik kalau seorang pemimpin itu punya empati yang tinggi. Kalau tidak, maka yang berjalan adalah ego sentris pribadi yang tinggi sehingga berdampak pada pengabaian dari setiap masukan dari bawahannya. Kalau sudah begitu, maka pemimpin seperti ini lambat laun akan ditinggalkan. Berapa ribu atau bahkan jutaan fotonya dipasang, sama sekali tidak akan memberikan dampak bagi rakyat.

Posting Komentar untuk "Pemimpin Sukses"