Yakinlah.!! Sekenario Allah Itu Sangat Indah

Mungkin ada di antara kita yang sedang kecewa dengan apa yang didapat, karena tidak sesuai dengan ekspektasi yang dicita-citakan dan diinginkan. Padahal sebenarnya apa yang diberikan Allah kepada kita jauh lebih baik. Karena Dialah yang sangat tahu dengan kondisi dan kebutuhan kita saat ini.

Maka yang perlu kita lakukan adalah menerima dengan lapang dada tehadap semua ketentuan Allah SWT. yang telah diberikan kepada kita setelah melalui usaha sesuai dengan rencana dan cita-cita yang kita harapkan.

Alkisah, ada seorang Bapak yang sangat Shalih dan baik dengan satu orang anak laki-laki. Bapak itu menginginkan anaknya kelak jadi ahli pertambangan agar bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak. Hal itu disebabkan karena Indonesia merupakan penghasil emas, batu bara, nikel, timah dan lain sebagainya terbesar kedua di dunia. Maka untuk merealisasikan cita-citanya itu, ia selalu bersedekah setiap hari, dengan harapan agar Allah SWT. memudahkan dalam meraih cita-cita itu.

Sebagai bentuk ikhtiar untuk meraih cita-citanya, ia kemudian mendaftarkan anaknya untuk masuk di ITB di dua jalur sekaligus, yaitu jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) dan jalur Mandiri. Mendekati ujian, ia kembali menyedekahkan sepeda motor satu-satunya. Setelah ujian tenyata anaknya tidak lulus masuk seleksi ITB lewat jalur SNMPTN. Tidak apa-apa, ia membatin karena masih ada jalur mandiri. Kemudian ujian lewat jalur mandiri juga tidak lulus.

Ada kekecewaan yang mendalam dalam hati si Bapak tadi, ia sudah sedekah jor-joran tapi cita-citanya untuk memasukkan anaknya ke ITB untuk belajar pertambangan tidak lulus. Suatu hari ia melihat lowongan pekerjaan yang dibuka oleh pengusaha besi tua, ketimbang tidak ada pekerjaan karena di ITB sudah tidak ada peluang lagi, maka Bapak tadi menyuruh anaknya untuk mengambil peluang itu. Akhirnya anaknya diterima dan bekerja di perusahaan pengepul besi tua itu.

Singkat cerita, si anak begitu rajin dan etos kerjanya diakui oleh bos perusahaan itu. Suatu hari pemilik dan istri perusahaan itu bermusyawarah untuk menjadikan anak tadi penerusnya, karena mereka berdua tidak punya keturunan. Maka jadilah anak yang tidak lulus ITB itu bos perusahaan itu. Kemudian si bos baru tersebut membuka lowongan pekerjaan untuk bekerja di tempat yang ia pimpin, dan ternyata yang mendaftar adalah kawannya dulu yang masuk ITB dan sekarang sudah lulus. Kemudian ia berguman dalam hati, Kalau saya lulus di ITB, tidak akan seperti ini. (Cerita ini diadopsi dari Ust. Yusuf Mansur dengan beberapa pengurangan).

Masya Allah, sungguh Maha luar biasanya Allah dengan segala rencananya, namun kadang-kadang kita tidak sabar dan tidak mau menerima segala ketentuannya dengan menjalani kehidupan ini penuh optimis. Karena di sana ada rencana Allah yang jauh lebih indah dari ada yang kita impikan. Wallahu a'lam.

***

Kala pagi mulai cerah.

Berbagi :