Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peluk Ayah Nak Part 1

Peluk Ayah Nak part I

Muhammad Magi, seorang anak berusia 6 tahun dan baru masuk RA/TK yang telah tiga tahun ditinggal Ibu tercintanya. Setiap pagi setelah bangun tidur dan sebelum mandi, ia selalu bertanya tentang ibunya. Dengan berguman, "Mana Ibu Yah?". Tanpa terasa air mata Ayah Magi menetes melewati pipi. Begitu juga setelah mandi sambil memakai pakaian seragam sekolah Magi bertanya lagi, "Mana Ibu Yah?". Sedih rasanya Ayah Magi mendengar kata-kata itu terus berulang dan berulang. Lalu dengan lembut ayah Magi berujar, "Sini nak peluk Ayah". Magi cukup lama memeluk ayahnya sebelum berangkat menuju sekolah.

Begitu juga setelah selesai sekolah, Magi dengan terburu lari-lari kecil menuju ke rumah menemui Ayahnya. Dan dengan sigap Ayah Magi berguman, "Peluk Ayah Nak". Dengan erat Magi peluk Ayahnya dan tanpa diduga kadang bertanya, "Yah, Ibu di surga kan?". Sambil mengusap butiran air mata, Ayah Magi menjawab, "Iyah Nak, Insya Allah nanti kita bertemu dengan Ibu di Surga".

Tetiba rasa haru dan sedih hilang seketika, manakala rombongan kawan-kawan Magi memanggil nama Magi bertubi-tubi. "Magi, kita main yuk". Panggilan itu terus bergemma sampai ada jawaban dari Magi. Magi pun menjawab panggilan itu, "Ayo". Magi kemudian pergi bermain bersama teman-teman sebayanya di lapangan terbuka.

Sambil melihat Magi pergi bersama kawan-kawan sebayanya, Ayah Magi berguman dalam hati, "Nak, tidak usah sedih dan galau atas takdir ini. Karena Baginda Rasulullah SAW. bahkan sebelum dilahirkan ke dunia sudah menjadi yatim karena ditinggalkan oleh ayahnya Abdullah. Dan ketika beliau memasuki umur 6 tahun kemudian wafat Ibunda tercinta Siti Aminah. Artinya, bahwa ketika Rasulullah SAW. umur 6 tahun beliau sudah menjadi yatim piatu". "Nak, apa yang menimpamu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT. kepada Nabi tercinta Muhammad SAW. yang sejak usia 6 tahun sudah yatim piatu. Engkau masih punya Ayah Nak yang insya Allah siap menberikan kasih sayang seimbang antara seorang Ayah dan pada sisi yang lain menjadi seorang Ibu".

Batin Ayah Magi belum selesai, pintu luar rumah sudah diketuk berkali-kali dengan dibarengi salam. Setelah pintu dibuka, Magi masuk menyeruduk perut Ayahnya. "Peluk Ayah Nak". Ujar Ayah Magi diikuti pelukan erat Magi dan Ayahnya. "Ayah sayang Magi". Bisikan itu mendarat di kuping Magi dengan sangat lembut. "Magi sayang Ayah juga". Magi membalas bisikan Ayahnya dengan amat lembut.

Tiba-tiba Magi melepas pelukan itu dan berguman, "Minta duit". "Berapa Nak?". "Sepuluh ribu". "Lima ribu saja ya Nak". Dengan menyodorkan tangan kiri ia ambil duit itu. Ayah Magi menarik tangannya tanda tidak jadi memberikan duit itu dan berkata, "Pakai tangan kanan ya Nak". Kemudian Magi ulurkan tangan kanannya mengambil duit yang disodorkan kembali oleh Ayahnya. "Terima kasih Ayah". Ujar Magi. "Terima kasih kembali ya Magi". Ayah Magi membalas rasa terima kasih anaknya itu. Kemudian Magi ngoyor pergi kembali mengejar komunitasnya -anak-anak seusianya- untuk bermain kembali.
Ditulis secara "ngemil" dari tadi malam jam 09.00 diteruskan pagi ini jam 10.00.
9 Rabi'ul Awal 1443 H.

Posting Komentar untuk "Peluk Ayah Nak Part 1"