PUISI KETIKA JIWA DISELIMUTI RINDU
Memang, ketika rindu menyapa
Tak ada kata sepadan merangkai makna
Menggambarkan rindu itu dalam kata
Bagaimana melukis rindu dalam dada?
Tak mungkin rindu diungkap
Karena ia adalah serpihan zarrah tak terbaca
Dari Sang Pemilik rindu itu
Ketika aliran darah dalam jiwa
Berbisik La Ilaha Illa Allah
Bermetamorfosa menjadi Allah, Allah, Allah
Lalu mengalir memompa hati
Hu.....Hu.....Hu.....Hu.....Hu.....
Saat itu Engkau menjadi tiada
Karena Engkau hanya wujud dari Yang Ada.
Menjelma menjadi rindu tak terbatas
Mengitari alam semesta, cosmos dan galaksi
Menyadarkan ketiadaan dalam makna
Dengan ibadah dan pengabdian suci.
Disertai perasaan berbunga
Mengalir dalam ungkapan pitutur dan data
Terpantri dalam sikap nyata
Mengambarkan keangungan Sang Pencipta.
Sampai suatu saat
Bertemu dengan Rabb
Dalam dekapan penuh rindu
Yang terus terbawa bersama waktu.
Ini hanya kata-kata tak punya nyawa
Tertulis mengikuti ungkapan jiwa
Yang terus berebut untuk menggemma
Walau tak ada denyut dalam samudra.
Posting Komentar untuk " PUISI KETIKA JIWA DISELIMUTI RINDU"