Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENULIS ITU "SETIA MENJALANI PROSES"


Tidak ada suatu pekerjaan apapun di dunia ini yang bisa digapai dengan istan alias dengan "Bim salabim abrakadabra" termasuk kemampuan menulis. Karena sesuatu yang dicapai dengan istan maka ia juga akan hilang secara instan. Artinya, bahwa sesuatu yang dicapai dengan tanpa keluar keringat dan tanpa melalui proses dan usaha maksimal maka ia akan laksana "Kerupuk" yang akan cepat layu mana kala tertiup angin. Apalagi angin malam yang begitu dingin.

Dalam bahasa agama "setia menjalani proses" dikenal dengan istilah istiqomah atau konsisten. Istiqomah secara bahasa berarti lurus. Sedangkan secara istilah istiqomah berarti suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menjaga perbuatan baiknya, seperti ibadah dan perbuatan baik lainnya secara konsisten dan tidak berubah bahkan cenderung mengalami peningkatan dari waktu-kewaktu. Dalam KBBI istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Artinya, bahwa seseorang yang istiqomah adalah orang yang selalu lurus mengerjakan kebaikan yang diyakininya dalam keadaan dan kondisi apapun.

Begitu juga dengan menulis, ia membutuhkan proses yang panjang dan berliku. Apabila seseorang dengan setia mengikuti proses itu dan dilakukan dengan baik, penuh kesungguhan, ulet, dan sabar maka yakinlah tulisan yang mungkin menurut kita kurang baik, lama-lama akan berproses menjadi lebih baik. Karena sebagaimana saya sering tulis bahwa cara dan metode
terbaik
agar kita bisa menulis ya menulis banyak dan banyak menulis, sering menulis dan menulis sesering mungkin. Mengutip trik Prof. Ngainun Naim kalau bisa menulis setiap hari minimal 5 paragraf.

Seorang penulis yang sudah sampai pada titik di mana ia telah menikmati dunia literasi dengan penuh kecintaan dan telah menghasilkan karya-karya monumental yang sudah tidak terhitung jumlahnya pasti ia telah mengalami proses yang bahkan mungkin berdarah-darah untuk sampai pada titik di mana ia berada sekarang. Yang pasti ia telah mampu untuk selalu setia menjalani semua proses yang berkelok selama ini dengan penuh kesabaran.

Karena setia menjalani proses dalam menulis laksana pekat yang selalu setia mendampingi malam, laksana dingin yang setia mendampingi hujan, laksana bumi yang setia mendampingi langit, laksana barat yang setia mendampingi timur, laksana panas yang setia mendampingi matahari dan api, laksana empun yang setia mendampingi pagi. Ia tidak pernah bisa dipisah ceraikan. Manakala proses dipisahkan dengan menulis, maka akan menjadi garing.

Betapa banyak seorang penulis pemula yang begitu menggebu-gebu dan begitu semangat untuk menulis, tapi setelah sebulan berlalu semangat itu hilang entah kemana dan bahkan gairah itu hilang bagai ditelan bumi. Sebenarnya menulis itu mudah, bahkan sangat mudah apalagi menulis bebas atau free writing, yang sulit itu adalah bagaimana kita setia menjalani proses dalam menulis itu sendiri, sehingga kebiasaan menulis benar-benar menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita dan terus dilakukan sampai ajal menjemput kita.

2 komentar untuk "MENULIS ITU "SETIA MENJALANI PROSES""