Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG

NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG

Sudah lama Aku tidak bercengkrama
Dengan ramai desak-desakan pasar
Karena diri sudah tak mampu mengolah padi
Menjadi beras yang siap dimakan.

Namun pagi tadi Aku harus ke sana
Untuk mencari bahan-bahan
Untuk sekedar bertahan hidup
Selama sepekan ke depan.

Yang dicari hanya kebutuhan dasar pokok
Agar dapur tetap mengepul
Di tengah-tengah hegemoni oligarki
Yang mencengkram dengan sangat kuat
Membuat harga-harga kebutuhan pokok
Semuanya serempak bernyanyi
Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali.

Kumulai dengan membeli bawang merah
Yang ternyata sudah naik ke puncak gunung
Apalagi cabe yang sudah terlebih dahulu
Memanjat gunung yang sangat tinggi.

Ku beli setengah karpet telur
Yang ternyata juga naik ke puncak
Bahkan naik ke puncak yang sangat tinggi
50 ribu se karpet.

Apalagi Lebaran Idul Adha segera tiba
Di mana semua orang membutuhkannya
Maka tak ayal memanjat tebing solusinya
Sementara rakyat kecil terus tak berdaya.

Lubuklinggau, 3/7/22/3 Dzul-Hijjah 1443 H

Posting Komentar untuk "NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG"