Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah Punya Cara Tersendiri Untuk Mengatarkan Riskinya

Allah Punya Cara Tersendiri Untuk Mengatarkan Riskinya

Suatu malam Ahmad diundang oleh seorang temannya untuk ikut takziyah atas meninggalnya salah satu kerabat kawan tersebut. Sehabis shalat berjamaah Maghrib, Ahmad langsung berangkat karena jarak tempat takziyah cukup jauh yang diperkirakan memerlukan waktu 20 sampai 30 menit untuk sampai di sana.

Ahmad berangkat tidak sendiri, tapi disertai anak bungsunya yang masih berumur 7 tahunan. Setelah kurang lebih separuh jalan perjalanan menuju tempat takziyah dilalui, tetiba anaknya begitu ngantuk berat sehingga amat mengganggu perjalanan Ahmad yang cuma naik sepeda motor. Akhirnya dengan sangat berat hati ia putuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan takziyah itu mengingat resiko perjalanan yang dinilainya berbahaya.

Di tengah perjalanan pulang kembali ke rumah, Ahmad harus berhenti untuk membeli sate sebagai oleh-oleh untuk anak ketiganya dan kalau anak bungsunya nanti bangun. Berhentilah ia di tempat penjual sate. Eh, ternyata si penjual sate adalah kawan lamanya yang sudah tidak bersua 2 tahun terakhir karena faktor Pandemi Covid-19. Karena itu sambil duduk-duduk menunggu sate yang sedang dibuat, Ahmad ngobrol ngaral-ngidul kesana kemari sebagaimana obrolan kawan lama yang sudah sekian tahun tak berjumpa.

Di tengah obrolan tetiba datang kawan kerja Ahmad yang juga mau beli sate. Obrolan tambah hangat dan hidup yang sesekali dibumbuhi jok-jok segar. Sebelum kawan kerja itu balik dia nitip dua bungkus sate untuk anak Ahmad di rumah. Obrolan dilanjutkan berdua lagi. Sate pun masak dan Ahmad pamit pulang. Sate mau bayar ditolak dan malah Ahmad juga dapat oleh-oleh berupa air minum dari maqam "Syaikhona Kholil" Bangkalan.

Kisah di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa Allah punya cara sendiri agar riskinya  sampai kepada orang yang dikehendakinya tanpa sedikitpun orang itu tahu bahwa dia sedang digiring oleh Allah SWT. Dalam rangka mendapatkan riski. Untuk itu, tidak usah risau dan galau dengan riski kita karena Allah SWT. sudah menjaminnya.

Yang perlu kita lakukan sekarang adalah berusaha dan berikhtiar sebagai manusia yang hidup di dunia ini. Karena ikhtiar mencari riski hukumnya adalah wajib. Kita tidak boleh berpangku tangan hanya menunggu durian jatuh dari langit, karena itu bukan ajaran agama Islam. Kita harus terus dan terus berusaha mencari riski yang halal selama nyawa dikandung badan.

1 komentar untuk "Allah Punya Cara Tersendiri Untuk Mengatarkan Riskinya"

  1. Segala urusan rezeki itu sudah Allah yang mengatur tapi banyak manusia yang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada nya,saya pernah mendegar perkataan sahabat saya "Rizki yang sedikit itu bisa untuk hidup sedangkan Rizki yang banyak itu belum tentu cukup untuk gaya hidup"banyak manusia yang tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah,dan sekrang juga manusia lebih mengutamakan gengsi.

    BalasHapus